Zaru Soba, Makanan Musim Panas Khas Jepang Favoritku - SnackQueen
sittirasuna.com
Loading...

Thursday, November 19, 2020

Zaru Soba, Makanan Musim Panas Khas Jepang Favoritku

Hari ini, aku pergi ke Arashiyama lagi tapi bukan untuk mengunjungi hutan bambu terkenal itu melainkan pergi untuk hiking. Meskipun sudah masuk musim gugur, tapi hari ini cukup hangat. Pada siang hari ini bahkan suhu udara mencapai 24 derajat Celcius. Sampai-sampai hari ini aku memakai celana pendek dan kaos lengan pendek. 

Sebelum sampai rute hiking yang lumayan susah, masih ada beberapa kedai dan toko cendera mata di sebelah kiri dan kanan jalan. Aku berpikir, sebelum sampai ke jalanan di tengah hutan, aku ingin makan sesuatu. Aku hanya bawa bekal pisang goreng dan rasanya pengen sekali makan zaru soba yang dingin. Banyak kedai yang menjual zaru soba, rata-rata menjualnya dengan harga kisaran 800-1000 yen. Kedai paling murah yang aku temui menjualnya dengan harga 650 yen. Dengan jiwa yang pelit ini, akhirnya aku tidak jadi makan zaru soba. Karena sebenarnya sih tidak lapar perut hanya lapar mata dan lagian zaru soba bikinnya gampang dan murah.

Zaru soba merupakan hidangan musim panas khas Jepang berupa soba dingin yang dinikmati dengan mencelupnya dalam kuah tsuyu. Biasanya zaru soba juga disajikan dengan daun bawang, rumput laut nori, dan wasabi. Soba merupakan mi ala Jepang yang dibuat dari tepung gandum kuda (buckwheat), sedangkan tsuyu adalah kuah atau kaldu yang terbuat dari campuran kecap asin, mirin, sake Jepang, gula, konbu, katsuobushi, dan lain-lain. Zaru sendiri artinya adalah saringan tradisional ala Jepang yang biasa digunakan untuk menyajikan hidangan mi seperti soba dan udon.

Saringan yang di bawah soba itu namanya zaru.

Somen dingin.

Aku mengenal zaru soba sudah lama tapi tahun lalu benar-benar baru tersadar kalau zaru soba itu enak. Sederhana rasanya tapi nyaman. Waktu itu aku menginap di sebuah keluarga Jepang di Prefektur Ishikawa. Suatu siang, si ibu tuan rumah menyajikan somen dingin untuk makan siang sekeluarga. Somen merupakan mi yang terbuat dari tepung gandum dan diameternya lebih tipis daripada soba. Somen dingin juga disajikan dengan kuah tsuyu dan nori. Saat itu aku merasa somen dingin itu enak banget. Keluarga tuan rumah pun menjelaskan cara membuat somen dingin itu.

Sejak pulang dari sana, hingga kini, sesekali aku membuat zaru soba atau soba dingin. Ya, bukan somen karena aku lebih suka tekstur soba daripada somen.

Hari ini, setelah pulang Arashiyama aku mampir ke supermarket dekat rumah untuk membeli bahan zaru soba! Dan beruntungnya aku, soba dan wasabi sedang diskon. 😄 Kebetulan aku masih punya nori di rumah. Daun bawang potong sold out di supermarket dan aku malas kalau harus motong sendiri 😄 Jadi kali ini tanpa daun bawang.

Cuma 300 yen bisa buat empat kali makan. 😗

Tsuyu bisa dibuat sendiri dari nol, eh tapi males banget yak, lagian di supermarket banyak dijual banyak varian tsuyu. Masalahnya setiap perusahaan punya resep yang berbeda untuk tsuyu dan kadang aku kurang cocok. Contohnya soba tsuyu homebrand-nya 7-Eleven, aku kurang suka. Soba tsuyu yang aku beli hari ini pun aku belum pernah mencoba sebelumnya dan untungnya aku suka. 💜 Untuk membuat soba kali ini aku cuma keluar uang 332 yen dan bisa buat empat kali makan. Makanya aku mikir-mikir mau beli zaru soba di luar seharga 1000 yen, mana rasanya sama aja. 😂 *pelit*

Cara membuat zaru soba ini gampang banget karena caranya cuma satu: merebus soba 😂 Setelah diangkat, soba dibilas dengan air dingin. Kalau lagi panas banget, bisa saja tsuyu-nya ditaruh es batu juga seperti somen dingin yang aku makan di rumah keluarga Jepang di Ishikawa.

Soba dinginku malam ini. Di mangkuk kuah tsuyu sebenarnya ada wasabi, cuma nggak kelihatan.

Inilah makan malamku hari ini. Meskipun karbohidrat, tapi satu saji soba hanya 90 gram, jadi aku tidak terlalu merasa bersalah. 😄 Menurut ramalan cuaca, besok lumayan hangat meskipun hujan. Sepertinya akan makan soba dingin lagi.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
Food is happiness.
Done