Seorang teman meneleponku dan heboh cerita abis makan enak di restoran Thailand. Katanya all-you-can eat dan dia makan sampai ngga bisa berdiri. Temanku ini tipe orang yang cuma makan makanan negaranya, picky banget, dan banyak ngga doyannya. Nemu makanan dari negara lain yang 'enak' menurut dia, kedengeran norak banget kalau cerita. Hebohnya kaya orang ngga pernah makan. Ngga lama dia nanya, apakah aku mau ke sana sama dia? Karena aku udah lama ngga jajan (big meal), aku mah ayo-ayo aja. Terakhir jajan makanan besar kayaknya Ayam Tartar-nya Ranchos tiga minggu lalu deh. Kalau jajan McDonald's-nya atau jajan di konbini mah terakhir kemaren. 👀
"Jadi, Thai itu Taiwan atau Thailand?"
Aku cuma ketawa mendengar temanku bertanya itu. Males jawabnya. 😂 Dia sudah berkali-kali pergi ke restoran itu tapi sampai sekarang ngga tahu beda Taiwan sama Thailand. 😓 Ya memang sih ada orang yang ngga perhatian soal geografi yang menurut kita kebanyakan itu pengetahuan umum. Cuma ya... gemes.
Kemarin aku pergi ke restoran Thailand bernama E-san bersama temanku. Kami tiba beberapa menit sebelum restorannya buka. Temanku bilang tidak ada limit waktu buat makan di sana. Yang kayaknya kok ngga mungkin. Setelah kita masuk, aku melihat di menu kalau waktu dibatasi 60 menit kalau penuh. Cuma terakhir temanku ke sana dia stay lebih dari satu jam dan 'tidak diusir' karena memang tidak penuh dan tidak ada yang antre.
Temanku memutuskan memilih tempat duduk paling dekat dengan meja tempat mengambil makanannya. "Kita harus dekat dengan sumbernya," kata dia.
Melihat berbagai makanan, mulai dari nasi putih, lauk, dessert, minuman yang dihidangkan, kesan pertamanya adalah seperti melihat makanan di kondangan. Aku pun tertawa sendiri. 😂 Mana lauk yang disajikan juga ngga jauh sama menu prasmanan mantenan di Indonesia pula. Aku kirim beberapa fotonya ke mamaku dan dia balas, "Banyak banget. Lagi ada acara apa?" Emang kalau lihat kesannya kayak lagi ada acara sih.
Tampak luar E-San. |
Tampak dalam. Bungkus bangkunya pakai batik Indonesia. Banyak hiasan dinding dan taplak juga pakai kain Indonesia. |
Tumisan ayam dan sayur dan green curry. |
Tumis lele dan basil dan mi goreng kecap. |
Ada salad, steamed chicken, kentang goreng, dan pilihan saus. |
Ada mint tea, jasmine tea, pineapple juice, dan avocado milk. |
Ngga tahu piring ke berapa. |
Aku juga ambil semua kudapannya. Tapi ngga aku foto. Pisang gorengnya, ya pisang goreng biasa tapi pakai baking powder dan ditambah wijen hitam. Warnanya pun cokelat secara keseluruhan. Kue pisangnya tuh kaya pisang dipotong tipis trus dibawahnya kaya ada kue dari tepung beras. Kayaknya sih dikukus dan rasanya mirip banget sama nagasari. Enak 😢 Kue labunya juga dikukus warnanya kekuningan dan enak banget! Kalau puding telurnya aku kurang cocok. Kaya ngga cocok aja puding telur pakai santan.
Es campur ala Thailand-nya ada tapioka, cincau, nangka, dan labu. Ya gitu aja lah, ngga spesial. Spesialnya sih karena sudah lama ngga makan nangka setelah beberapa lama tuh rasanya... yum!
Yang paling menarikku sih jus alpukatnya, karena warnanya muda banget, ngga kayak jus alpukat biasa kita minum di Indonesia. Ternyata jus alpukat versi E-san ini dicampur dengan susu dan lemon... rasanya? Ngga ada rasa alpukatnya sama sekali. Aneh banget rasanya, susu tapi asam? Seriusan orang Thailand kalau minum jus alpukat kaya gini? 😂
Pilihan minuman hari itu pun aku seneng banget. Mint tea dan jasmine tea. Aku suka banget keduanya. Mint tea-nya sih enak-enak aja tapi ya biasa aja gitu, bisa minum di tempat lain kan. Cuma jasmine teanya... andai waktunya lebih panjang aku pengen minumin itu jasmine tea! Jasmine tea di Jepang itu mostly jasmine tea ala Cina yang pakai green tea. Sedangkan di E-san, pakainya black tea kayak jasmine tea di Indonesia. Aku suka jasmine green tea tapi kadang-kadang kangen juga jasmine black tea.
Ngga seenak teh tubruk Teh Cap Botol atau Teh Botol sih, tapi tetep aja... love.
Sayangnya kemarin restorannya cukup ramai jadi kami di-warn 10 menit sebelum waktu habis. Udah kenyang sih cuma masih pengen minum tehnya lebih banyak lagi.
Aku sih sebenarnya kurang suka makan di all-you-can-eat, soalnya bawaannya pengen makan yang banyak biar ngga rugi. Padahal konsep makanku tuh bukan makan sampai kenyang. Makan secukupnya saja. *soalnya aku susah kenyang 👀* Maksud aku, makan tuh ngga perlu lah banyak-banyak sampai kekenyangan ngga bisa berdiri. Ya sebenarnya bisa aja ya nahan diri ngga makan banyak kalau lagi makan all-you-can-eat tapi apa artinya makan di all-you-can-eat? Au ah lap.
Sekali-sekali ngga apa-apa sih.
No. Telepon : 075-441-6199